Ada sedikit kekhawatiran pada saya karena sewaktu saya ngobrol dengan seorang tukang Ojeg yang menjadi langganan saya bila bepergian, Dia mengatakan bahwa banyak pemuda Desa yang kurang senang akan kehadiran saya disana.
Yang menjadi alasan utama tentunya mereka yang tadinya senang pada Siti, kini mereka merasa disishkan atau kalah bersaing.
Lucunya padahal saya pun nggak yakin kalau saya dan Siti Pacaran… kami tak pernah mengucapkan kata kata Cinta, baik saya sendiri apalagi Siti.
Kami hanya menjalani Hidup apa adanya, ingin menikmati setiap detik yang bisa menjadi kebahagiaan dan kesenangan.
Perasaan senang dan suka saya padanya begitu besar, mungkin Siti pun mersakan hal yang sama, tetapi Dia tak pernah menanyakan langsung pada saya.
Satu hal yang membuat saya semakin tidak enak hati, karena benar benar nggak mau mengatakan berapa biaya yang harus saya bayarkan untuk biaya hidup saya selama di sana, Ibu Siti bilang Pamali…!
Ahirnya saya menemukan akal bagaimana membalaskan jasa mereka menurut cara saya, Siti dan adiknya Lilis saya ajak ke shopping mall Lippo Karawaci di Tangerang, karena Lilis sangat ingin sekali melihat bagaimana isi Mall tersebut.
Seharian kami disana, disana pulalah saya menemukan sebuah buku THE BLINGS OF MY LIFE di toko buku Gramedia, saya menganjurkan Siti dan Lilis memilihkan baju untuk oleh oleh buat Ibunya dan Ayahnya, juga beberapa potong baju dan keperluan wanita lainnya untuk mereka berdua.
Sepulangnya dari Lippo Karawaci, saya mengajak mereka singgah di salah satu Dealer sepeda motor, didaerah Serang.
Sebenarnya Siti sangat menolak hal itu, tetapi saya memaksakan, saya katakan mereka membutuhkan, juga saya membutuhkan untuk dipakai sebagai transportasi selama tinggal di desanya, karena kadang agak susah menunggu ojeg yang tak kunjung datang bila ingin bepergian.
Sewaktu saya tanyakan type yang mereka inginkan, Siti dan Lilis sepakat sebuah sepeda motor Mio, Lilis sangat berbinar binar kegirangan, karena dengan adanya sepeda motor maka dirinya nggak perlu susah payah lagi bila ingin pergi ke sekolah.
Ketika saya tanyakan apakah dirinya sudah punya License untuk sepeda motor…?! dia menjawab kalau didaerahnya nggak apa apa anak sekolah nggak punya license.
Setelah beberapa pertanyaan dan tawaran, ahirnya sepeda motor itu dibeli dengan harga sekitar dua belas juta rupiah….. yang saya taksir sekitar seribu dollar saja.
Sepeda motor tersebut baru diambil oleh saudaranya Siti keesokan harinya.
Semenjak si Mio yang menimbulkan suara siulan siulan itu ada, kami semakin sering bepergian agak jauh, mengunjungi saudara saudara Siti dilain desa.
Kami sangat kaget, terutama saya ketika suatu waktu kedua orang tuanya menanyakan langsung bagaimana Hubungan kami.
Saya memang sudah menduga dari semula kalau hal ini akan ditanyakan cepat atau lambat, hanya menunggu waktunya saja.
Tetapi begitupun saya benar benar nggak siap dengan pertanyaan yang to the point seperti ini.
Malam itu Ayah Siti meminta kami duduk berdampingan menghadap mereka, tanpa basa basi Ayah Siti mengatakan kalau mereka nggak keberatan kalau Putrinya menikah dengan saya, malah dengan senang hati mereka akan menikahkan dengan segera.
Saya nggak siap dengan keadaan ini hanya bisa memandang kearah Siti, seolah meminta pendapat, celakanya Siti Cuma diam seribu bahasa seolah tak mau membantu saya menghadapi tantangan ini.
Ahirnya saya menjawab sebisa dan sejujur mungkin, saya katakan bahwa saya mengagumi dan menyenangi anak mereka yaitu Siti.
Tetapi saya katakan bahwa saya belum berfikir sejauh itu untuk menikahinya sekarang juga, karena bagi saya masih butuh waktu untuk pendekatan dan menjajaki bagaimana kecocokan kami berdua.
Saya katakan pada prinsipnya saya juga sudah sangat ingin menikah dan mempunyai pasangan untuk mengarungi hidup ini.
Dari yang saya tau sementara …. Siti adalah orang yang cocok mendampingi saya.
Lantas Ayah Siti mengatakan, bahwa beliau pun bisa melihat kalau saya sangat sayang pada anaknya, itulah yang membuat hatinya yakin merestui kalau anaknya menikah dengan saya.
Sebenarnya tak ada yang salah atas pertanyaaan dan permintaan orang tua Siti kepada saya, tetapi saya saja yang selalu tidak siap menghadapi kondisi seperti ini.
Setelah berbibcang tentang beberapa hal yang kurang perlu saya bicarakan disini, ahirnya Ayah Siti sampai pada pertanyaan tentang perbedaan keyakinan kami.
Saya penganut Agama Kristen sementara Siti dan keluarganya adalah Muslim sejati.
Saya katakan bahwa saya ingin tetap seperti apa adanya, Saya akan mengikuti keyakinan saya seperti sedia kala sementara Sitipun akan mengikuti keyakinannnya, karena saya tidak setuju bahwa seseorang harus memaksakan diri merubah keyakinannya hanya karena dia mencintai atau menikah dengan orang lain, yang benar adalah bila seseorang merubah keyakinannya karena kesadaran sendiri, atau dia menyadari bahwa keyakinann yang baru ternyata menjanjikan sesuatu yang benar benar lain dan baru dikehidupannya.
Kalau Cuma karena menikah, taka akan lestari….bagaimana nanti bila mereka berpisah…?! apakah keyakinannya akan berpisah pula…?!
Mendengar penjelasan saya Ayah Siti kelihatan sekalai sangat tidak berterima, beliau menginginkan agar saya mengikuti keyakinan mereka menjadi Muslim, sebab beliau tidak dapat menerima bahwa Putri Sulungnya akan menikah diluar keyakinan mereka.
Beliau mengatakan bahwa akan mendapat cemoohan atau tantangan berupa pengucilan dari pihak sanak saudara bila mereka mengetahui bahwa anak sulungnya menikah dan pindah keyakinan.
Saya menjawab bahwa sayapun tak menginginkan anak mereka mengikuti keyakinan saya, karena saya berpendapat bahwa keyakinan kepada Tuhan yang Maha Esa adalah bersifat individu, tak ada orang lain yang akan terlibat terhadap apa yang kita lakukan didunia ini, selain diri kita sendiri dan yang Maha Esa, itulah yang saya yakini selama ini.
Ayah Siti kelihatan sekali merasa kesal dan marah, tetapi beliau masih berusaha ramah pada saya.
Setelah beberapa pertanyaan pada Siti yang disampaikan dalam bahasa mereka yang sama sekali saya tidak mengerti, ahirnya Ayah Siti mengatakan sesuatau yang saya sendiri sangat tidak mengerti jalan pemikiran beliau.
Ayah Siti mengatakan beliau akan menurunkan standard permintaannnya, yaitu beliau akan sangat memahami bila saya mau menikah didalam keyakinan Muslim, untuk menghargai dan menghormati keluarga mereka, termasuk sanak saudara.
Beliau akan sangat memaklumi bila sesudah pernikahan saya akan kembali kekeyakinan saya yang lama, bahkan beliaupun akan memahami bila Siti mau mengikuti keyakinan saya, yang penting pada saat pernikahan saya harus menjadi seorang Muslim.
Saya berusaha menerangkan kepada mereka, bahwa opsi yang mereka usulkan malah semakin memperparah suasana, karena saya tidak akan pernah mau berpura pura hanya karena demi kepuasan perasaan segelintir orang.
Saya katakan bila saya merubah keyakinan bahwa saya akan menghayatinya dengan sepenuh hati bukan hanya acting saja.
Menurut saya, berbohong didepan sekian manusia mungkin saya bisa atasi…. tetapi bagaimana mungkin saya bisa berbohong kepada Tuhan yang Maha Esa, sementara saya juga yakin bahwa Tuhan adalah yang Maha Mengetahui …?!
Saya katakan saya tetap pada pendirian saya bahwa saya lebih memilih bahwa saya dan Siti lebih baik tetap kepada keyakinan masing masing tanpa harus mengorbankan perasaan hanya demi sebuah pernikahan.
Mendengar penjelasan saya, Ayah Siti kelihatan emosi dan sempat bertanya macam macam pada Siti yang saya tidak mengerti karena disampaikan didalam bahasa mereka, beliau mengatakan pada saya bahwa beliau tidak akan mengijinkan Siti menikah dengan cara diluar keyakinan mereka, karena itu akan mencoreng wajahnya.
Baru hari berikutnya saya mendapat penjelasan dari Siti, bahwa Ayahnya bertanya apakah saya telah melakukan hal hal yang “Terlanjur” dengan Siti selama saya bersamanya.
Tentu saja Siti mengatakan hal yang sebenarnya, bahwa saya sangat respect sekali dengan Siti, sehingga jangankan melakukan yang berlebih ataupun yang sexual sifatnya…… sesungguhnya berciumanpun saya belum pernah dengan Siti, hal ini yang membuat Ayahnya sedikit tertegun dan menaruh sedikit rasa simpati pada saya.
Memang pada saat saya bersama Siti, rasa respect saya yang mengalahkan segala perasaan lain termasuk rasa kelalki lakian saya, entah kenapa.
Padahal kami mempunyai banyak waktu dan kesempatan bila memang ingin bermesraan atau mau melakukan hal hal yang lainnya.
Sering kami hanya berduaan dirumah, dijalan jalan pematang sawah, ditepi hutan kebun kebun yang dilintasi kali yang jernih, meskipun kami merasa mesra dan bahagia dengan canda canda ringan sambil duduk dibatu batu besar yang ada ditepi kali, tetapi tak pernah terbersit dipikiran saya untuk memeluk atau mencium maupun ingin bermesraan secara sexual dengan Siti, saya nggak tau apa yang ada dibenak Siti, mungkin memang Dia tidak menginginkan kemesraan secara physic atau mungkin dia berkata didalam hati, betapa bodohnya seorang Laki laki yang sedang berduaan dengan seorang gadis cantik, tanpa ada orang lain yang mungkin mengganggu, tetapi menyia nyiakan kesempatan begitu saja, tanpa melakukan sesuatu.
Atau mungkin juga dia berfikir bahwa saya terlalu pemalu atau entah apa lagi yang ada dipikirannya.
Dalam kegalauan pikiran saya katakan pada Ayah Siti agar beliau tidak salah mengerti akan sikap saya, saya bukanlah orang yang sangat Fanatik akan keyakinan saya, bukan pula menganggap bahwa keyakinan saya adalah lebih baik dari keyakinan mereka ….bukan!!
Saya juga menjelaskan bahwa saya berasal dari keluarga yang menganut kemajemukan, karena Ayah saya adalah Muslim sementara Ibu penganut Kristen, tiga orang saudara saya juga Muslim, malah seorang kaka saya yang ada di Tanjung balai seorang Ustadz dan dua kakak perempuan saya lainnya saya Dukung untuk pergi melaksanakan Rukun Iman Kelima dengan Berhaji.
Tetapi saya justru tidak ingin bermain main dengan keyakinan, dengan berpura pura mengakui keyakinan yang baru sementara hati kecil saya belum faham apa yang saya yakini dan tujuannya…?!
Saya katakan tidak tertutup kemungkinan bahwa saya suatu saat akan berubah keyakinan, bila memang saya menemui hal yang baru dari keyakinan lain yang ada, bila seseorang menerangkannya dengancara yang benar…. bukan dengan paksaan atau intimidasi, atau dengan iming iming pernikahan misalnya.
Ahirnya saya memohon agar saya diberi waktu yang cukup untuk memikirkan hal ini dengan matang dan bantuan pendapat atau saran dari orang orang yang saya kenal.
Keesokan harinya pagi pagi sekali, saya menghubungi Kakak saya yang ada di Tanjung balai, saya ceritakan masalah saya, semuanya dengan runtun agar beliau bisa memahaminya dan bisa memberikan saran yang sesuai.
Karena Dia seorang Ustadz tentu akan lebih memahami jalan pikiran Ayah Siti dan mungkin bisa memberi jalan keluarnya.
Ternyata kakak saya memberi jawaban yang jauh dari harapan saya, beliau menyarankan bahwa sebaiknya memang saya menikah saja denganSiti, masalah keyakinan Beliau menyarankan sebaiknya saya menjadi seorang Mualaf saja, beliau berjanji akan mengajari saya semua yang ingin saya ketahui tentang Islam dan hukum hukumnya.
Bila saya setuju, Kakak saya siap kapan saja untuk datang kerumah Siti untuk melamarnya kepada orang tuanya.
Masalah pernikahan terserah saya kapan dan dimana, beliau siap mendukung.
Satu yang sangat saya tidak mengerti, Abang saya ini sering mengatakan kepada saya setiap bertelepon atau bertemu langsung tentang keinginannya untuk mengajak saya menjadi Muslim, tetapi saya selalu menanggapinya dengan senyuman saja, walaupun memang Abang saya ini adalah yang paling dekat dengan saya dari semua saudara saya yang lainnya, itulah sebabnya ketika saya kecil dari usia lima tahun sampai sekitar sepuluh tahun saya tinggal bersamanya, saat itu pula saya ikut belajar mengaji diberanda belakang rumahnya yang menjadi tempat mengaji anak anak sekitarnya setiap maghrib sampai jam delapan malam.
Malah ketika Abang saya dan Mertuanya mengadakan Khitan massal, saya juga ikut dengan iming iming sebuah sepeda mini dari Abang saya.
Saya bertanya kepada Abang saya bagaimana seandainya saya setuju dengan Abang saya menjadi Mualaf, apakah saya harus disunat kembali agar menjadi seorang Muslim …?!
Siti mungkin berniat bercanda dengan saya, dengan mengatakan bahwa bila saya ingin masuk Islam saya harus Di Khitan kembali …. soalnya Siti tau dan pernah melihat alat kelamin saya ketika merawat saya di Rumah sakit, saat itu saya dalam keadaan parah sekali, nggak sanggup untuk duduk apalagi berjalan menuju kamar mandi untuk buang air kecil, saat itulah saya harus dibantu oleh Siti untuk menggunakan Piss pot, dan secara tidak sengaja Siti melihat alat kelamin saya.
Inilah salah satu hal yang membuat Siti agak perhatian dengan saya, karena saya yang dengan tampang Bule ternyata dikhitan juga.
Mendengar pertanyaan saya, terdengar suara tawa Abang saya diseberang telepon, menertawai kebodohan saya mungkin.
“Kamu nggak perlu disunat lagi …. kan sudah waktu kamu umur tujuh tahun itu …. kalau disunat lagi …. yang mana lagi yang mau di potong …?!” katanya dengan suara tawa yang semakin ramai.
“Malah sebenarnya kau nggak perlu lagi merubah keyakinanmu …. sebenarnya saat kau disunat tempohari …. kau sudah mengucapkan dua kalimat syahadat yang meresmikan kau jadi seorang Islam ….. Cuma kau nggak mengetahui dan mungkin tidak menyadarinya …. inilah sebenarnya yang ingin kuterangkan sama kau selama ini… termasuk dipertemuan kita di pesta perkawinan di Medan itu …. “ lanjutnya mendadak serius.
Saya sangat terkejut dengan kenyataan ini, karena memang saya nggak mengerti dan tidak mengetahui akan hal ini, sebenarnya posisi saya ada di mana …?!
Sebenarnya cuti dari kantor saya masih panjang, saya juga ingin tinggal lebih lama lagi di Indonesia, dan saya juga ingin melaksanakan rencana saya untuk liburan di Kampung halaman di sekitar danau Toba yang indah, tetapi pikiran saya berkecamuk.
Ditambah lagi sikap Ayah Siti yang sudah tidak manis lagi dengan saya, tetapi Ibu dan Adiknya masih akrab dan ramah sekali dengan saya.
Ahirnya saya katakan pada Siti bahwa saya harus kembali bekerja, segera saya menghubungi atasan saya dikantor untuk mengatur jadwal perjalanan bisnis buat saya segera, yang disambut antusias olehnya, sambil berbasa basi apakah kesehatan saya sudah memungkin untuk perjalanan bisnis, saya jawab dengan pasti saya sudah sehat.
Kepada Siti saya katakan bahwa saya akan mengingatnya sebagai sosok tokoh yang sangat berarti didalam kehidupan saya, yang tak akan pernah kulupakan.
Saya juga mengatakan kepada Siti, agar tidak terlalu mengharapkan kehadiran saya kembali, bila Dia menemukan seseorang yang bisa menyayanginya, tak perlu mempertimbangkan saya sebagai penghalang, sebaiknya Dia melanjutkan hidupnya tanpa saya, dia masih muda dan cantik, masa depan yang cerah masih terbentang luas didepannya.
Siti berusaha menyembunyikan airmatanya yang meleleh dipipinya, berusaha tidak menghadap saya agar saya nggak melihatnya, tetapi saya tau pasti ini sangat menyakitkan buatnya ataupun saya.
Siti mengatakan tak akan pernah menyesali telah bertemu dengan saya, walaupun mungkin kami nggak akan pernah bertemu lagi, dia mengatakan bahwa rasa sayangnya pada saya nggak akan pernah hilang, malah bila memang keyakinan yang menjadi penghalang, Diapun rela untuk mengikuti keyakinan saya.
Tetapi segera saya jawab, bahwa yang saya inginkan bukan demikian, yang ingin saya nyatakan adalah bahwa keyakinan menurut saya adalah sesuatu yang sifatnya individual, jadi nggak ada alasan seseorang harus mengorbankan keyakinannya demi orang lain, jadi pindah keyakinan demi perkawinan menurut saya adalah keliru.
Begitupun saya mengatakan pada Siti, bukan tidak mungkin saya dan Dia akan berjodoh, bila yang Maha Kuasa mengijinkan, apapun bisa terjadi.
Hanya saja saya butuh waktu untuk berpikir, entah sampai kapan, sementara waktu itu saya nggak mau menghalangi atau mengekang kehidupannya, bila Siti akan menjalin hubungan dengan lelaki lain dengan senang hati dan ikhlas saya menerimanya.
Jadi untuk sementara ini kami nggak ada ikatan apa apa lagi, mungkin lebih baik begitu.
Dengan menyewa sebuah mobil van Siti, Ibunya dan adiknya Lilis mengantarkan saya ke Bandara Cengkareng, ternyata itulah pertama kalinya mereka melintasi atau melihat Bandara Cengkareng, Ibu siti sangat kagm melihat pesawat yang begitu besar bisa terbang dan mengangkut orang.
Saya hanya tersenyum mnanggapinya, saya berjanji bahwa suatu saat nanti mereka akan terbang kemana saja, yang penting mereka merasakan bagaimana rasanya terbang, Lilis menyambutnya dengan antusias sekali sementara Ibunya malah ketakutan dan nggak pasti, tetapi saya akan berusaha menepati janji saya itu suatu saat nanti.
bang………….gimana cabar?
semoga sudah beres yah rumahnya
selamat malam
salam hangat selalu
Michael:Terima ksih Blue…. saya baik baik saja … semoga kamu juga demikian …..
bang michael, gw faham kegalauan hati abang,menjadi muslim itu emang gg boleh dipaksa. Tapi harus muncul dari hati nurani bang michael sendiri. gw muslim bang, ayah gw almarhum mantan katolik tapi dah jadi muslim. menjadi muslim itu indah bang dan jgn dikotori keindahan itu dengan keragu-raguan. kalo ada waktu luang, cobalah abang mengkaji lebih dalam kitab al Quran & Bibel, trus sejarahnya kedua kitab tersebut,mudah-mudah bang michael akan menemukan kebahagiaan sejati. 🙂
and btw, dari awal gw emang suka blog ini bang, sangat membuat gw terinspirasi kok.
Michael:Terima kasih atas masukannya… sebenarnya sudah agak lama saya menahan tulisan ini, agak khawatir disalah tafsirkan maksudnya… tetapi syukurlah kalau Anda memahaminya… saya berusaha jujur untuk menuliskan apa yang ada didalam benak saya sendiri …. meskipun kadang tidak dapat diterima oleh pihak lain…. Contohnya ada dua tulisan saya yang terpaksa saya deleted karena diprotes oleh yang bersangkutan …. tetapi mungkin inilah liku dan alur kehidupan …. dalam rangka pendewasaan diri ….
Semoga Bang Michael akan berjumpa kembali dengan Siti. Sepertinya Siti cinta yang indah buat Bang Michael. (Hahaha…sok tahu saya yach bang, hihihi…)
sampai jumpa lagi bang 🙂 🙂 🙂
Best regard,
Bintang
Michael:he.. he.. he… sebenarnya semua Cinta itu mestinya Indah …. tetapi masalah berlanjut atau tidak … itu yang menjadi masalah …. tetapi biarlah waktu yang menjawabnya ….
Horas Appara,
Sarupahian cara berpikir ta… ingkon matang… haporseaon
nadi rohai do si ihuthonon..unang memaksakan diri.
Alai boha ma dohonon ate appara.. bah molo boi unang ma sai pindah pindah… molo sai pindah namulak mandasor doi berarti mamulai sian awal muse kan hape ngoluon satokkin nai nama…
Horas ma ate andigan do jadi tu Batam
Hupaima da.. asa ajari jo anaktaon marbisnis lagi tingkat dua nuaeng Jurusan TI
Mauliate
Michael:Terima kasih Appara …. semoga suatu saat saya bisa singgah ke Batam…. sudah lama sekali nggak ke Batam.
Maksudnya Technik Informatika …?! coba usahakan Bahasa Inggris nya diperkuat, dengan Kursus atau coba praktek langsung dengan orang orang asing di sana … banyak yang datang dari Singapore bukan …?! nyambi Turis Guide juga nggak apa apa… yang penting Ilmunya … salah satu kelemahan kita adalah Bahasa … dalam tulisan mungkin bolehlah …. giliran berhadapan langsung agak grogi… ini cuma saran saya saja, sesuai apa yang saya temui selama ini.
alo bang..wah itu ceritanya nyata apa fiksi bang? kalo menurut saya sih, ayah siti maksudnya baik…bukannya menganjurkan untuk berpura pura..tetapi hidup dan perkawinan juga dipengaruhi oleh adat istiadat bang..gak kayak di eropa..jalan tengah yg paling bagus menurut saya ya usul ayah siti itu..ikutin formalitasnya aja setelah itu ya abang balik lagi ke agama masing2..terus terang saya bukan kristen bukan juga islam..jadi masukan saya bisa dibilang netral dalam hal ini.
Michael:Terima kasih atas masukannya, tetapi bila saya menurutinya berarti saya telah membohongi diri sendiri bukan …?! sementara bagi saya keyakinan adalah hal yang nggak bisa dijadikan permainan, sebab prinsipal sifatnya.
Saya rasa yang terbaik adalah saya harus belajar tentang keyakinan Siti, sampai saya yakin menemukan sesuatu yang baru dan dapat melaksanakannya…. semoga…..
Horas,
Tarsonggot ahu manjaha lae poang bah,….molo situtudo seritaon that’s a great drama jala molo pe holan cerita that’s a great fiction, lae molo tarimangi taringot situasi sisongon on molo au mandok tung tingkos do nidok ni lae inon, “dang alani hubungan sisongoni gabe gadison haporseaon” alana adong do haluaon di haporsean i, dan tidak bisa ditawar-tawar, bukan hanya sebagai fanatisme, adat istiadat, primordialism, kelompok manang aha petaho “haporseaon mi do Paluahon ho” dan saya yakin setiap kita tau, saya, anda, mereka, dan siapa saja tidak akan pernah selamat hanya karena beragama kristen, beragama islam, konghucu, atau apasaja alai ala holan haporseaonmi do, tinggal do sude nasa nadong, haha, anggi, pinaribot lan dohot natoras pe, maka itulah the great choice,……. Syalom Tuhan Yesus memberkati
Nababan.hitetano
Michael:Setuju sekali dengan Lae …. salah satu alasan mengapa saya rasa nggak perlu merubah keyakinan adalah karena menurut Abang saya yang Ustadz itu Agama Kristen dan Islam sama sama Baik… bahkan banyak persamaannya …. makanya saya berpikir… kalau sama sama baik …. kenapa saya harus merubahnya …?!
juga yang saya ketahui …. Banyak Perang terjadi karena Fanatisme Agama…. contohnya India dan Pakistan, Irlandia Utara dan Irlandia yaitu antara Khatolik dan Evangelish, dan banyak lagi lainnya ….
Oleh sebab itulah di Amerika saya bergabung dengan yang namanya NON DENOMINATION CHURCH …. artinya kita tidak masuk sekte mana… Khatolik, Methodist, Anglikan, Orthodox, bahkan Jewish Kabballah pun boleh masuk… dengansyarat kita hanya menyembah Tuhan dan Berbuat kebaikan… tanpa pandang bulu apa dan dari mana asal Anda ……
semua ada jalan keluarnya
*teringat omongan mama*
Michael:Betul sekali …. mungkin suatu saat semuanya akan terjawab ….. Terima kasih .
mungkin akan ada wanita lain yang lebih ‘tepat’ menjadi pasangan ito kelak…. 🙂
Michael:Saya harap begitu Ito …. mungkin memang harus begini jalan hidupku…. begitu pun saya tetap Mensyukuri Anugrah yang telah saya terima dalam hidup ini…
Keyakinan ada dalam hati…tidak bisa dirubah oleh apapun…termasuk oleh sebuah perkawinan…saya setuju dengan pikiran Ito.
Kalo seorang gadis pendamping Ito percaya dan yakin Tuhan akan tunjukkan dan berikan buat Ito yg terbaik dalam segala hal…asal Ito sabar ya.
Berapa sih umur Ito…blom panglatu lah….laki2 umur 37 blom panglatu To.
Saran aku tetaplah dengan keyakinan Ito..karena itu yg akan menyelamatkan Ito. untuk Siti pasti dia juga akan mendapatkan laki2 yg terbaik.
Horas Ito…Tuhan Yesus memberkati.
Michael:mungkin jalan pikiran saya yang nggak sejalan dengan orang lain barangkali ya …. atau mungkin saya harus lebih banyak lagi belajar arti dan makna kehidupan ini…
Terima kasih Ito …….
di persimpangan michael..?
cinta tak selamanya memiliki dan berjalan bersama..
yakin pasti ada jalan keluar..Tuhan bersama kita..
salam ku..
Michael:Terima kasih Mbak ….. semoga demikian adanya, saya juga berharap bahwa suatu saat saya akan menemui solusi dan jalan keluarnya …… sementara ini saya menjalani saja kehidupan ini apa adanya…. dan kemana arus kehidupan membawa dan menghanyutkanku …….. soalnya ahir ahir ini saya benar benar diambang polemik antara tinggal di luar negeri atau akan pulang kampung dan berbuat sesuatu di Indonesia ….
Lagi-lagi cinta terbelenggu oleh agama. Bapakku juga begitu, tapi aku lari jauh-jauh … sekarang aku bebas menentukan siapa diriku dan tujuan hidupku … tak ada orang selain aku sendiri yang harus memutuskannya.
Michael:memang semua orang punya prinsip masing masing…. sebenarnya Sitipun sempat mengatakannya pada saya, kalau perlu dengan nekad mengajaknya pergi menikah ditempat lain misalnya…. karena dia yakin… setelah beberapa lama pasti Ayahnya akan bisa menerima…. tetapi saya nggak yakin akan hal itu …. mengapa harus memaksakan diri…?!
wah abang….kenapa ga di ajak aja siti sekalian pulang ke vginia..?? tapi ya udahlah bang, kalo jodoh ga kemana2, nanti kalo dipaksain eh pas udah nikah gataunya malah ga cocok lagi…abang banyak2 berdoa aja supaya dipertemukan jodohnya.. yakinlah bahwa setiap manusia ada pasangan hidupnya dan udah allah yang menentukan garis hidup abang…santai aja ya bang.. btw abang baik bgt kasih motor..aku dikasih kenapa bang!!!!
Michael:Tadinya sih pengin begitu…. tetapi harus menikah dulu tentunya …. agar tidak terjadi Zinah….
sebenarnya sudah sejak dirumah sakit saya ingin membalas kebaikan Siti… apalagi selama disana saya nggak membayar sepeserpun biaya makan dan menginap saya …. saya rasa Harga Mio dan segala shoppingnya belum cukup untuk membalas kebaikan mereka …..
Percayalah, segala sesuatu akan tiba indah pada waktunya, jangan tergesas2 ngambil keputusan. Semoga kenangan di atas sebagai langkah awal untuk penjelajahan berikutnya
Michael:Terima kasih Lae……
saya cuma mau balas salam aja 🙂
😀 Lilyana
Michael:Terima kasih atas kunjungannya…
Saya merasakan apa yang Bang Michel rasakan…
Yang tabah ya Bang…?
Salam 😛
Michael:Terima kasih Mas…..
Go around the world,
dan katakanlah kepada isi dunia, bahwa bukan aku yg memilih Dia, tetapi Dia lah yg menjadikan aku kepunyaannya.
YBU
Michael:Betul sekali… terima kasih Lae….. YBU too…
selamat malam bang
datang ya ke apartemandnya blue yang baru
salam hangat selalu dari bluethunderheart
blue tunggu ya
semoga baik baik saja hari hari abang
salam persahabatan sejati
Michael:Terima kasih Blue… tetapi alamat URLnya koq nggak disertakan biar saya nggak nyasar nyasar mencarinya… he.. he.. he…
bang, sepertinya kisah serupa pernah terjadi juga sama abang yah? dan ada juga ceritanya di blog ini. Karena keyakinan berbeda harus berpisah. U r a good man and I believe that u’ll find your soulmate when the time comes. Keep up the good spirit bang 🙂
Michael:Do I have a Choice…?! other than keeping my Faith..?! but some times I feels my Faith just fading a way …. sejujurnya kadang saya mulai berpikir, apakah masih perlu saya pertahankan harus cari istri orang Indonesia…?!
[…] Siti semoga kamu berbahagia …… Maafkan saya. Share and […]
Hffff…. Spertinya siapapun pembacanya menginginkan ke-duanya bersatu, gak tau gimana caranya….Jadi ikutan sedih begitu Michael harus pergi tapii.. bener kata mas, kalau jodoh suatu saat akan bertemu, semoga aja…:D
Michael:Semoga…..
Salut bang. Cinta abang tidak mem-babi buta. Terbukti abang masih mempertahankan “keyakinan” abang. Abang gak ingin pindah keyakinan hanya karena cinta.
Jodoh di tangan Tuhan. Manusia cuma bisa berusaha.
🙂
Michael:Betul sekali Mas…. keyakinan kita kepada Yang Maha Esa jangan dikaitkan dengan materi ataupun pasangan hidup, bagi saya itu adalah Comunikasi Vertical…. bukan Horizontal …. jadi saya nggak perduli pada apa kata orang termasuk Pemuka Agama sekalipun tentang Iman saya… itu urusan saya dengan yang Diatas… Hanya Tuhan yang bisa menilainya……
Setelah membaca keseluruhan….. HHHffffff….. Kesimpulannya… Kalo Jodoh, pasti mas ma Siti pasti akan bertemu kembali… Sangat salut ma kebaikan dan ketulusan hati Siti.
Michael:Betul sekali… itulah yang membuat saya sangat simpati padanya…. semoga kami menemukan jalan terbaik… itupun kalau memang berjodoh…..
Oya mas andai Siti dapat mampir ke sini yaa…Gak diberi tau mas?
Michael:Nggak … kebetulan Siti nggak begitu tertarik dengan yang namanya Internet… beliau lebih suka membaca buku buku Agama atau mengaji setiap malam …. tetapi pernah juga sekilas saya katakan bahwa saya suka menulis di Internet….
Wah, laeku Michael ini kemana saja melangkah selalu dapat ce cakep, semuanya sayang sama lae. Tapi, namanya belum jodoh ya lae.
Lae Michael, Siti pernah bilang bila keyakinan menjadi penghalang cintanya sama lae, dia rela mengikuti kepercayaan yang lae anut, sekalipun harus menikah ditempat lain, mengapa tidak dipertimbangkan lae?
Kalau tidak, mengapa bukan yang di ‘huta lambung’ saja lae? Hehehe.
Michael:Itulah masalahnya Lae… menurut saya kalau menikah di Indonesia harus “menikah” juga dengan seluruh keluarga… lain hal kalau di dunia Barat… orang tua tidak termasuk pertimbangan….
kadang sekarang saya juga mulai ragu Lae…. apakah masih perlu saya pertahankan keinginan untuk beristri orang Indonesia…?! sementara disini mungkin bisa saya dapatkan orang Bule… tetapi bila saya menikah dengan orang Bule…. keterikatan saya dengan Indonesia apalagi Batak mungkin akan pupus secara perlahan….
Begitulah laeku, agama di Indonesia memang masih segitu-itu : alat transaksi sosial dan politik; dan bahkan tak jarang cuma soal isi perut dan libido.
Horas.
Michael:Betul sekali Lae… dari itulah saya nggak mau mengikutinya…. ada hal hal yang Prinsipal yang nggak bisa ditawar tawar didalam hidup ini…. termasuk keyakinan….
numpang lewat aja yah,,, 🙂
Michael:Terima kasih…
is it a true story?
Michael:Hanya kisah ringan dari sekelumit kehidupan Michael yang biasa biasa saja…. Terima kasih atas kunjungannya….
Cinta memang butuh perjuangan Michael…. (eh bener ya…panggilannya) Salam kenal
Michael:Betul sekali…. salam kenal dan salam persahabatan untuk Anda….
Sungguh dilematik ya bang…
mudah-mudahan tabah bang…begitu juga mbak Siti…
kalopun berjodoh, yakinlah bahwa masih akan bertemu juga
jadi inget pepatah..
asam di gunung, garam di laut… toh bisa bisa bertemu juga di cobek 😉
Michael:Langsung digilas dong…. he.. he.. he….
heemmmm..
9ado 9ado kacan9 tanah dech ban9..
klu jodo nDa kemana hehehhe…
Michael:Semoga Dek…. he.. he.. he… harus optimist kan..?!
“Saya katakan bahwa saya ingin tetap seperti apa adanya, Saya akan mengikuti keyakinan saya seperti sedia kala sementara Sitipun akan mengikuti keyakinannnya, karena saya tidak setuju bahwa seseorang harus memaksakan diri merubah keyakinannya hanya karena dia mencintai atau menikah dengan orang lain, yang benar adalah bila seseorang merubah keyakinannya karena kesadaran sendiri, atau dia menyadari bahwa keyakinann yang baru ternyata menjanjikan sesuatu yang benar benar lain dan baru dikehidupannya.
Kalau Cuma karena menikah, taka akan lestari….bagaimana nanti bila mereka berpisah…?! apakah keyakinannya akan berpisah pula…?!”
Bang saya setuju sekali dengan pendapat Abang….
Oleh sebab itu lah, saya dan suami menikah dengan tetap memegang keyakinan kami masing-masing…..
Suami juga masih rajin sholat 5 waktu, saya juga berusaha novenaan (walo ahkir2 ini kendor :p) dan ke gereja tiap minggu…..
Tetapi hal itu memang bukan sesuatu yang mudah, Bang….
kadang kita akan merasa kesepian, karena mungkin ketika kita ingin menceritakan pengalaman spiritual kita, saat kita dijamah…mungkin pasangan kita akan sulit untuk memahaminya….Belum lagi masyarakat yang mungkin akan menjudge pilihan kita….
Yach, disitulah warna-warni hidup…saya belajar banyak dengan pernikahan saya yang beda agama ini…dan saya masih harus belajar banyak untuk hal ini…. Untuk memberikan yang terbaik untuk anak2 kami…
Untuk abang..pasti Tuhan akan membuat segalanya indah pada waktunya….terkadang RencanaNya adalah sesuatu yang tak pernah kita duga..Jika memang berjodoh maka pasti akan berjumpa lagi dan dapat dipersatukan…
Salam kenal dari Surabaya…Semoga Bapa menunjukkkan yang terbaik untuk Abang 🙂
Michael:terima kasih atas masukan Anda… akan sangat membantu buat saya…
Saya juga mempunyai latar belakang Keluarga dengan dua Keyakinan…. Ayah Muslim, Ibu Kristen…. kami bisa hidup Bahagia dan rukun, anak anak pun ada yang Muslim dan ada yang Kristen… bebas menentukan jalan keyakinan masing masing…
Memang saya akui yang terbaik adalah satu keyakinan agar tidak perlu penyesuaian keyakinan …. tetapi kalau memang jodohnya beda Agama mau bagaimana lagi…
Saya tidak menolak pindah kepercayaan… tetapi hendaklah atas kesadaran sendiri… tanpa iming iming, bukan karena sesuatu yang sifatnya Duniawi… tetapi karena kesadaran yang tumbuh dari sanubari…..
touch…..
salam kenal bang 😀
Ingat apa kata Siti waktu di RS ” Sing Sabar ya kaaannggg…!
Sebenarnya Kael aja yang terlalu cepat nge”judged” seperti itu. Disitulah perlu adanya pendekatan…. mencari jodoh itu susah2 gampang. Kalian kan baru ketemu… so perlu pendalaman karakter masing2. Itulah resiko kalau langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, jarang ada yang jadi… hehehe. Pintar2 lah mengajari Siti, siapa tau dia dan orangtuanya bisa berubah pikiran, tentunya dengan ketulusan dari hati sanubarinya yang paling dalam, pun dia tetap memeluk agamanya tanpa embel2 yang lain.
Memang kalo di Indonesia masih sulit menerima seperti apa yang Kael pikirkan itu. Bahwa kita hidup beragama tujuannya hanya satu yaitu kelak kita bisa masuk surga, dan pertanggungjawaban kita kepada Tuhan adalah pribadi lepas pribadi dan tak bisa mengajak siapa2pun yang kita cintai. Karena yang menentukan baik dan buruk perbuatan kita di dunia hanya TMYE.
So, nyante ajalah Kael…. seperti lirik lagu Oppie Andaresta: “Tapi ku yakin akan datang pasangan jiwaku. Pada waktu dan cara yang indah”
Ada artis di Indonesia, 9 tahun pacaran nggak meried2 hanya karena perbedaan agama. Alamaaakkk.. trus 9 tahun ngapain aja tuhhh…..? Jangan2 nanti setelah salah satu mengalah dan akhirnya meried, belum setahun cerai dehhhh…. jadinya masa pacaran lebih lama dari masa perkawinan… hehehheh….. Siaran infotaintment di TV Indonesia melulu cere…cere… bosan dah gue dengernya.
lae, koq selalu complicated urusan percintaan lae?
hi…. mungkin u ga kenel gw but its ok…
gw hanya pengen ninggalin comment setelah membaca blog u… sekarang dah sangat jarang da co seperti Anda… saya agree kalaw Anda membiarkan dia memilih jalan hidupnya and ga ask her to waiting… cause di kehidupan nyata ini gw banyak ngeliat orang yg menggombal (bikin janji tanpa dipikir” apakah dia isa menepatinya or not)… and soal agama gw juga setuju kalaw kita menganut suatu agama karena kita percaya bukan karena kita khan menikah dia (co or ce) so kita mengubah kepercayaan kita atw karena kita dirayu” sedangkan kita ga tw apakah agama ini cocok untuk kita ? kita lom meneliti… maksud gw mengenal lebih dalam… gw adalah seseorang (mpe saat ini) yg lom punya kepercayaan apapun… bukannya gw ga percaya akan adanya TUHAN YME but maybe gw lom menemukan cara apa yg membuat saya isa mendekatkan diri saya kepada-NYA ^_^ i like read ur blog ^_^
Ren
Hong Kong
P.S 加油
Michael:Hai… salam kenal dan salam persahabatan untuk anda… masalah kepercayaan adalah hak azasi seseorang… teman teman saya di sin juga banyak yang nggak beragama… mereka nggak percaya Tuhan Yang Maha Esa… tetapi itu prinsip hidup mereka… hak mereka… nggak ada yang bisa memaksanya…
Apakah perbedaan agama ini menjadi masalah yang prinsipiil atau tidak, memang tergantung pada penghayatan keagamaan masing-masing orang. Tapi menurut UU Perkawinan (mohon maaf kalau saya salah), perkawinan di Indonesia memang harus dilakukan menurut cara sesuatu agama tertentu. Perkawinan baru dianggap syah jika dilakukan menurut syariat agama tertentu.
Sebenarnya, jika Bang Michael sudah tinggal di rumah Siti beberapa lama, memiliki hubungan yang sedemikian akrab, memang ‘agak aneh’ (menurut ukuran masyarakat kita) jika Abang belum terbersit untuk menikahinya. Pertanyaan ayah Siti akan keseriusan Abang menurut saya sangat wajar.
Michael:Saya juga berniat ke arah sana… seperti yang selalu saya tuliskan… saya sudah “kebelet” sekali pengen menikah, tetapi tentunya tidak harus terburu buru “Ojo Kesusu” istilah Bataknya… sementara dalam hal ini ada hal yang nggak ketemu kesepakatan, makanya saya butuh waktu untuk meyakinkan diri saya agar bisa “memenuhi” keinginan mereka… terutama Ayah Siti… saya juga tidak mau menggantung statusnya Siti… saya berharap bila Dia menemukan seseorang yang cocok… agar menerimanya, tak perlu mempertimbangkan kehadiran saya… sementara saya sendiripun wajar bila menjajaki “Hubungan” dengan orang lain bukan..?! menurut saya cukup Fair….
saya sangat setuju dengan Anda…menganggap sangat wajar pertanyaan dan permintaan Ayah Siti… sebagai orang tua, tentunya Beliau mengharapkan yang terbaik bagi Putrinya.
Hello Michael
jij polos banget yach!
ada banyak hal menarik membaca tulisan ini
dari penuturan yg panjang dan detil siratkan kemanjaan dan kelembutan.
dari sifat acuh sampai seperti tak teraduk gejolak rasa kelakian, siratkan watak yg ‘keras’, teguh
kalau face mu ok, pastinya banyak wanita yg greget.
dari penuturan tentang prinsip berkeyakinan,
sy angkat topi.
ga’ banyak yg mau bersikap toleransi seperti ini.
yg hanya pikirkan diri sendiri, egois, lupa bahwa semua ygg bernuansa pemaksaan mensiratkan kekerdilan.
lupa bahwa masalah keyakinan adalah hak individual.
pemaksaan hanya menambah beban dosa, terlebih bila tak mampu bertanggung jawab mendidik orang yg dipaksa.
lupa bahwa seseorang yg mengalami pemaksaan berpindah keyakinan, bathinnya menjadi tidak tenang (berlaku bagi pemeluk yg taat).
Sy senyum dan sempat tertawa baca tentang si ‘nuri’.
Wah jij bener2 poloZ.
Salam untuk Siti, Salam hangat untuk si empunya blog.
Islam dan kristen berbeda bang,, maaf dipandang dari segi manapun tetap berbeda.. semoga Tu hanku Allah memberimu hidayah,, dan apa yang tidak bisa kamu capai sekarang ini semoga tuhanku bisa mengabulkannya
BERBEDA-BEDA
trus gmna lanjutan kisah abang dgn siti skrng? penasaran pengen tau. hhh
trus gmna kelanjutan kisah abang dengan siti skrng? penasaran pengen tau. hhh