Saya benar benar naik pitam, darah mudaku naik ke ubun ubun, tak kuperdulikan lagi akan keselamatanku…. kuraih lembaran cheque itu dengan kasar, sambil merobeknya kukatakan “Saya mungkin orang termiskin didunia, tetapi saya menuruti kemauanmu bukan karena uang… saya ingin Huey Lan bahagia … segitukah harga Putrimu…?! “ kata saya sambil melemparkan sobekan kertas itu saya keluar ruangan meninggalkan mereka, sayapun tak ingin melihat berapa nilai yang tertulis di lembaran Cheque itu.
Tak kuperdulikan suara panggilan Ayah Huey Lan yang mengatakan maaf dan bukan itu maksudnya, Dia tidak bermaksud menghina saya, tetapi apa bedanya toh saya harus berpisah dari Putrinya…
Setelah pertemuan saya dengan orang tua Huey Lan, hubungan kami semakin “Mesra” karena menurut Huey Lan kedua orang tuanya sangat terkesan akan sikap saya yang sangat santun dan jujur menjawab semua Pertanyaan mereka
“Bah… Santun dan Jujur… nggak tau Dia… kalau orang ada maunya selalu begitu…?!” pikir saya dalam hati.
Kadang di weekend Dia menginap di tempat saya meskipun sudah saya minta agar Dia pulang saja, soalnya saya nggak enak sama kedua orang tuanya, tetapi Dia tetap memaksa, atau saya yang harus menginap di rumahnya, tentu saja ini ide yang cukup radikal, lebih parah lagi, ahirnya saya mengalah.
Suatu hari Huey Lan diajak Mamanya untuk Shopping, meskipun Dia lebih suka melewati Weekendnya bersama saya, ahirnya Dia menurut juga, ketika Dia menanyakannya kepada saya, saya katakan apa salahnya mengikuti kemauan Mamanya, toh sehabis belanja Dia bisa menemui saya kembali.
Ternyata ini adalah siasat Ayahnya yang akan bertemu dengan saya, ini saya ketahui setelah Manager Hotel yang juga salah satu kerabatnya itu menemui saya dan mengatakan bahwa Ayah Huey Lan ingin bertemu dengan saya di Hotel.
Saya sudah mulai curiga, dan merasakan ada sesuatu yang kurang beres, ahirnya kami bertemu di sebuah ruangan meeting yang ada di Hotel itu.
Ayah Huey Lan tetap dengan keramahannya menyalami saya.
Setelah berbasa basi sebentar beliau pun menyatakan unek uneknya.
Dia mengatakan di dalam etika Bisnis di Komunitas ethnic China, mereka harus menikahkan anak anaknya dengan rekan bisnis maupun saingan bisnis agar dapat menjalin persaudaraan dan menjaga hubungan bisnis yang akrab dan menguntungkan, meskipun kadang hal ini ditentang anak anaknya, tetapi dibutuhkan pengorbanan pada setiap perjuangan, katanya.
Beliau dengan hati hati dan panjang lebar mengungkapkan alasan alasan lainnya pada saya, meskipun saya sudah tidak tertarik lagi mendengarnya, saya hanya diam dan duduk manis, berpura pura mendengarkan dan menyimak meskipun saya sudah muak.
Sayapun sebenarnya sudah berpikir bahwa Huey Lan bukanlah Wanita yang tepat untuk menjadi pasangan hidupku, karena banyak sekali perbedaan diantara kami, yang paling saya rasakan adalah pandangannya pada semua hal yang bisa diselesaikan dengan uang, padahal tidak selamanya begitu.
Saya mengingat ada beberapa kali Huey Lan mengatakan pada saya “Nanti kalau kamu menikah dengan saya, kamu akan menjadi Manager dan Pimpinan di perusahaan Papa, Salary mu akan berpuluh bahkan beratus kali lipat dari sekarang… Jangan kuatir, kalau ada apa apa Papa saya bisa membayarnya….. Ah… jangan takut kehilangan pekerjaanmu… di perusahaan Papa kamu bisa bekerja kapan saja, Gajimu pun bisa dinaikkan setiap kali…”
Kalimat kalimat di atas sangat menusuk perasaanku, sangat meremehkan kesannya, Dia benar benar meremehkan segala masalah dan kondisi, dikiranya semua bisa diselesaikan atau dinilai dengan uang.Dari kalimatnya saya merasakan bahwa Dia sama sekali tidak menghargai usaha saya selama ini….
Taukah Dia betapa beratnya perjuanganku di German sana bersaing dengan orang orang German lainnya, sementara bahasa German saya yang hancur hancuran, saya harus berusaha ramah dengan siapa saja, meskipun orang German yang terkenal Culas itu sangat bertentangan dengan hati kecilku.
Taukah Dia betapa sengsaranya saya yang biasa hidup di jakarta yang sangat panas, harus melewati Winter di German yang terkenal dingin dengan suhu sekitar minus lima sampai sepuluh derajat, dengan pakaian yang seadanya, karena saya kurang tau cara hidup di daerah dingin.
Mengertikah Dia betapa Bangganya diriku akan karier dan pekerjaan yang kuraih atas jerih payahku sendiri, sekecil apapun posisiku, sekecil apapun penghasilanku, tetapi saya sangat Bangga akan hasil usahaku sendiri, tanpa bantuan siapapun atau dekkingan siapapun.
Ayah Huey Lan menghentikan bicaranya, mungkin beliau menyadari bahwa saya sedang hanyut didalam anganku sendiri, tidak menyimak apa yang dikatakannya, segera saya terhenyak dan menatap kearahnya.
“Saya harap kamu mengerti… Huey Lan sebenarnya sudah saya rencanakan untuk menikahi anak rekan bisnis saya dari Hong Kong, tetapi Huey Lan belum saya beri tau… saya harap kamu tidak memberi taunya, kumohon pengertianmu… jauhilah Huey Lan… demi kebaikan kita bersama… dan jangan sampai Huey Lan mengetahui bahwa saya meminta kamu menjauhinya…” katanya.
“Saya sebenarnya menyukai semangat dan kejujuranmu… tetapi saya harus mengikuti aturan main kebudayaan kami…. “
“Jangan kuatir saya tidak akan mencelakakanmu atau menyuruh orang menculik atau mungkin membunuhmu… karena saya masih menyukaimu… meskipun mungkin hal itu bisa saya lakukan dengan mudah… “ katanya tegas, dengan tatapan mata yang ramah tetapi dingin.
Kalimat terahirnya ini saya rasakan sebagai Real Threat, karena menurut yang saya baca selama ini, orang orang bisnis didaerah segitiga, Taiwan, Hong Kong dan Macau harus bersinggungan dengan T***d yang menguasai saat itu.
Justru kalau mereka mengatakan tidak akan… jangan kuatir…. itu tandanya kita benar benar dalam Bahaya, karena mereka akan melakukan sebaliknya.
“Baiklah… saya akan menjauhinya… tetapi berikan saya cukup waktu… harus secara perlahan… agar Dia tidak terluka …” kata saya lesu, siapa peduli kalau saya yang terluka…?!
“Bagus sekali… itu keputusan yang bijak… kamu pantas mendapatkan hadiah … atas pengertianmu… “ katanya sambil meraih tas jinjing yang ada diatas meja…
Beliau mengeluarkan sebuah cheque dari tasnya, kemudian menuliskan sesuatu diatasnya, kemudian memberikannya kepada saya dengan tangan kirinya….
Saya benar benar sudah tidak tahan lagi, ini benar benar satu penghinaan, apa dikiranya semua bisa dibeli dengan uang…?! pantes saja Huey Lan pun punya pikiran yang sama sepertinya, apakah semua orang kaya selalu mempunyai pikiran seperti ini…?!
Saya benar benar naik pitam, darah mudaku naik ke ubun ubun, tak kuperdulikan lagi akan keselamatanku…. kuraih lembaran cheque itu dengan kasar, sambil merobeknya kukatakan “Saya mungkin orang termiskin didunia, tetapi saya menuruti kemauanmu bukan karena uang… saya ingin Huey Lan bahagia … segitukah harga Putrimu…?! “ kata saya sambil melemparkan sobekan kertas itu saya keluar ruangan meninggalkan mereka, sayapun tak ingin melihat berapa nilai yang tertulis di lembaran Cheque itu.
Tak kuperdulikan suara panggilan Ayah Huey Lan yang mengatakan maaf dan bukan itu maksudnya, Dia tidak bermaksud menghina saya, tetapi apa bedanya toh saya harus berpisah dari Putrinya…
Saya kembali kekamarku, kuhempaskan diriku di sofa, kutinju sekuat kuatnya sofa yang tak bersalah itu untuk melepaskan kekesalanku, timbul sebenarnya kenekad an dihatiku, apa saya harus melarikan Huey Lan, tak peduli meskipun mungkin mereka akan membunuhku tetapi setidaknya mereka tidak “Menang” … tetapi semua itu tak kulakukan.
Ketika Huey Lan datang ke kamarku, Dia menanyakan kenapa wajahku muram dan tidak bergairah menyambut kedatangannya, saya katakan saya menderita pusing yang sangat berat sekali, dengan wajah yang kuatir Dia mengatakan akan menelepon Dokter, tetapi kularang kukatakan bahwa saya sudah menelan obat, sebentar lagi juga sembuh.
Dia mengajakku untuk tiduran, sambil memijat mijat keningku dengan penuh perasaan, Dia mengatakan di Shopping Mall Dia sempat singgah di gerai Pakaian Pengantin, Dia telah menemukan motif dan model yang kira kira sangat cocok untuk dipakainya nanti bila kami menikah, Dia juga mengatakan akan mengajak saya kesana suatu saat agar saya bisa menilai apakah pilihannya sesuai dengan selera saya.
Segera kubalikkan tubuhku, menelungkup kubenamkan wajahku di Bantal, karena saya sudah tak tahan lagi, saya yang selalu tegar menghadapi segala kesulitan saat itu luruh, hancur berkeping keping, airmatakupun tak dapat kubendung, tak bisa kubayangkan seorang wanita cantik yang sangat menyayangiku hingga saat ini, harus kutinggalkan, meskipun sayapun menyayanginya.
“Bah… kau Pengecut Michael…” kutukku didalam hati, kutujukan pada diriku sendiri.
Rupanya Huey Lan merasakan guncangan di tubuhku, lantas Dia berusaha membalikkan wajahku, Dia menyentuh genangan Airmataku di Bantal, Dia kaget.
“Apa yang terjadi…?! katanya sambil mengecup mataku yang sembab.
“Nothing… “Jawabku berbohong.
“Nggak, nggak ada apa apa…. saya Cuma terharu atas perhatian kamu yang sangat besar pada saya… “ kata saya jujur, tentunya dengan alasan yang berbeda.
“Hmmhh…. ofcourse I care for you… I Love You soo much… “ katanya.
“Bah… taukah kamu bahwa saya akan meninggalkanmu…?! kata saya dalam hati sambil menatap bola matanya, airmataku semakain deras mengalir karena ucapannya.
Huey Lan menjadi sedikit bingung, tetapi Dia tidak mengerti apa yang menyebabkan saya sangat terharu…
Malam itu Huey Lan menginap ditempat saya, tetapi saya sangat tidak mood untuk bermesraan dengannya, walaupun Dia berusaha menghibur saya dengan ciuman dan pelukan mesra, tetapi dengan halus kukatakan kalau kepalaku masih pening.
Diapun memahaminya walau ada kekecewaan disana.
Pada hari seninnya, saya segera menghubungi Kantor di German, saya meminta agar saya ditarik dari Taiwan, saya jelaskan apa yang terjadi dan tak lupa saya jelaskan bahwa saya merasa tak aman di sana, bisa saja saya sewaktu waktu mendapatkan hal hal yang tidak diingini.
Namun karena urusannya memang belum kelar saya harus tinggal sekitar dua minggu lagi sebelum kembali ke German.
Setelah saya di German, kami masih saling telepon, malah Huey Lan berencana akan datang ke German untuk mengunjungi saya, tetapi saya katakan lebih baik datang saat musim panas saja, Diapun mengerti dan membatalkannya.
Secara perlahan kujelaskan pada Huey Lan, bahwa ada banyak perbedaan yang diantara kami, untuk itu saya minta Dia untuk merenungkan kembali atas hubungan ini, reaksi pertamnya adalah marah dan memaki saya, menuduh saya telah punya Pacar di german, dan menuduh saya mempermainkannya, saya berusaha jelaskan bahwa apa yang dituduhkannya tidak benar.
Lantas Dia menanyakan apa alasan saya berubah tiba tiba, saya tidak mungkin mengatakan bahwa Ayahnya lah yang meminta saya, itu akan menimbulkan masalah baru.
Setelah enam bulan Diapun bisa menerima kalau kami memang belum berjodoh, meskipun masih menelepon sesekali pada saya, sekedar say Hello, setahun kemudian tak ada khabar lagi darinya.
Good Bye Huey Lan… You will Alaways in My Mind….
Waduh,bang!knapa slalu orang tua yg jd kendala?koq slalu berakhir tragis sih bang?smoga yg maha kuasa memberi yg lebih baik.
Wah membacanya jadi hanyut dalam cerita. Balik kerja lagi nih 🙂 Salam kenal.
Tulang…lagi2 mengalah krn orang tua ( calon mertua ).
Lae,
Hidup sudah mulai berwarna rupanya ya? Semain ceria, penuh warna warni dan energi..!
Bisa menceritakan masa silam dengan runtut & detail dan penguasaan emosi yang baik pula (gak tau ya, kalo pas nulis cerita ini nangis nangis..)
menandakan pengalaman sakit tidak untuk dilupakan.. tapi harus dapat memaafkan..
Terima kasih Lae, sudah berbagi…
Horas..
Nambahin Lae,
Itu ground zero ya?
Kalau iya, berarti optimisme yang sangat besar sedang dan terus lae bangun ya… Salut.
Horas..
Arif Sipayung
waach..akhirna nda hepi endin9 ban9..?
yaa..kiraiin ?
ya dw semo9a mendapatkan huey lan huey lan yan9 lain yaa..:)
endingnya berpisah juga, hiks…
ahhh….no commentlah….
gk ada yg bisa dituntut dlm kasus ini…
but, iban sdh lakukan yg seharusnya kurasa…
Diriku yakin klo dirimu akan menemukan wanita yg sepadan sbg pendamping hidup….SEMANGAT ya, ban… 🙂
aku dah tau kalo akhirnya pasti ga happy ending kalo happy ending khan ito ini ga selalu mengakui dirinya panglatu..
hehehhe peace loh ito…
moga2 dapat yang cocok yahhh
ayo berusaha…
hehehhehe
^_^
ya…aturan kehidupan bisnis dan budaya Taiwan/China memang mengerikan….(jangan dibayangkan…pokonya mengerikan banget…mirip film-film misteri mandarin…hihihi apalagi jaman itu,bisa aja lenyap tiba-tiba…dan ngak tahu jejaknya)
dan satu hal lagi yang menjadi permasalahan yaitu marga,apalagi hue Lan anak perempuan satu-satunya.(ada kok,Bang Michael marganya Siregar… 😀 )
Ya…bukan jodoh,aku yakin Tuhan akan mempersiapkan pasangan yang terbaik buat Bang Michael.
Kita mesti memahami bahwa apa yang ditawarkan dunia tak selamanya tawa dan bahagia,tapi angin kesedihan,airmata,perpisahan akan mengisi celah-celah yang tersisa.
Apapun chiayo…kuharap secepatnya menemukan pasangan yang Tuhan persiapkan untukmu!
..hikkss…..kenapa endingnya mirip cerita dgn Anggi yah?
Michael,
setelah apa yang kau alami,
kau layak untuk mendapatkan yang terbaik,
yang Tuhan persiapkan untukmu,
Someday, dia akan datang,
keep in faith yah !!
🙂
Satu lagi cerita sedih tentang cinta…
Jadi inget email yakub, Cinta pada akhirnya selalu berakhir dengan kesedihan cepat atau lambat, gitu katanya..
Ehmmm jadi gimana ya, biar nggak sedih.?
wah tabah ya bang, cukup sedih juga ceritanya tapi dunia masih terus berputar kok…. masih ada hari esok….
keep strugling lae..
ceritanya bagus banget…
horas,
bonar
http://sihotang407.wordpress.com
hey bang….
we will never ever forget someone that we love….we just learn and ty to love without them 🙂
aku harap abang cepat menemukan cinta pengganti….
wah kok nggak happy ending ya
smoga dapet ganti yang lebih baek ya..
oh..jadi begitu ceritanya…begini bang,anggi n huey lan kan ayah mereka pada ga setuju pdhl abang n anaknya dah saling cinta, saran aku bang, bgmana kalo lain kali abang punya relasi bisnis orang indo atau western abang dekati lah mereka, kali2 aja mereka punya anak perempuan..trus mereka sendiri deh yg mau jodohin abang sama anaknya…kan abang ga ada kendala lg dech,,, eh, ntar anaknya lg yg ga setuju dijodohin ma abang..hehehehehehehehe….
lgpula huey lan n anggi bukan yg terbaik buat abang kok
Matte ma…. !!! Gagal maning…. gagal maning hanya karna calon mertua. Keciannnn deh…… hiks..hiks…hiks…. *ambil tissue buat ngelap airmata Kael* wakakakkkkk……
bah, sabar ma ate laekQ..
songoni do orang tua, marpanganju ma hamu 😀
salam,
http://sirajaoloan.org
Lungun cerita i alai gabe sude habis, malua boruna hepeng checq pe malua…. dagoooo.
Horas ma appara Pariban tai ma boan dah….
SAlam kenallllllllllll
hah, kenapa kebahagiaan hampir selalu terenggut seperti itu ?
aku terbawa alur cerita bang. rasanya masih ada sedih yang tertinggal setelah membacanya….
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melihat orang-orang yang kita sayangi senang karena kita, meskipun hal itu sangat menyakitkan bagi kita sendiri
Tabah Lae, doaku selalu buat Lae smoga cepat dapat jodoh yang pas dan perlu urusan bertele-tele
Yang penting bisa saling mengerti satu sama lain
(ini nasehat dari bapa / oma di kampung Lae buat aku, manatau bisa buat Lae jga 🙂 )
sori lae komen sebelumnya, maksudku semoga cepat dapat jodoh yang pas dan tidak perlu urusan yang bertele-tele
terlalu semangat ini lae ngetiknya, jadi ketinggalan tadi kata ‘tidak’ nya
🙂 🙂
@Untuk semuanya ……..
Terima kasih atas tanggapannya ………
mampir bang. Hiks.. sabar ya. Salut juga sama orang seperti dikau yang mau curhat di blog :). Time will heal everything. Semangat! salam kenal juga