Global crisis yang menerpa perekonomian dunia menerpa siapa saja, termasuk perusahaan dimana saya dan teman teman bekerja.
Omset perusahaan sampai turun sekitar 40 %, menghadapi ini terpaksa harus dilakukan adjustment atau usaha penyelamatan.
Ada beberapa option yang ditawarkan pihak Management, melakukan pengurangan karyawan, penghematan besar besaran, serta option bergiliran untuk cuti.
Setelah ber diskusi dengan teman teman saya yang lain, ahirnya kami memutuskan untuk mengusulkan menjadi relawan pertama yang mengambil cuti dan standby condition.
Cuti dibayar sesuai dengan basic salary, sementara Standby dibayar hanya 60 % dari basic salary, itupun dengan condisi tidak boleh bekerja ditempat lain dan harus siap bila sewaktu waktu dipanggil kembali untuk ditugaskan.
Saya, Tom, Helmut, Kyle dan Flo ikut mengambil opsi ini.
Helmut dan Tom punya usul agar kami berlibur di sebuah Ranch yang dia miliki di Costarica.
Kebetulan saat itu Perusahaan mempunyai opsi sebuah Project di El Salvador, sehingga sewaktu waktu mungkin kami akan ditugaskan ke sana, Costarica tidaklah begitu jauh dari El Salvador.
Tom dan Helmut mempunyai Ide baru, yaitu agar kami berlibur di Costarica dengan tinggal di Hutan secara alami, tanpa sentuhan alat alat modern Technology seperti Handphone, internet dan segala macam alat modern lainnya.
Acaranya mirip mirip seperti Survivor yang cukup terkenal di America, tetapi tentunya kami lakukan sendiri tanpa sponsor dan segalanya apa adanya, tujuannya adalah untuk dapat merasakan bagaimana hidup dialam bebas, dan bisa bertahan dengan usaha yang alami, memakan apa saja yang bisa didapatkan dari Hutan, mungkin juga bisa menurunkan berat badan kami masing masing yang kegemukan.
Saya setuju saja, karena sebagai teman dan sahabat yang cukup akrab, saya juga ingin berbagi waktu dan bersenang senang dengan mereka.
Hanya satu hal yang menjadi ganjalan bagi saya, karena masing masing mereka membawa pacar dan pasangan masing masing, sementara saya yang Panglatu mau membawa siapa…?!.
Sebenarnya Jennifer mengusulkan untuk membawa serta adik perempuannya, agar dikenalkan pada saya dan sekaligus bisa menjadi “Partner” saya selama di Costarica, syukur syukur kalau cocok bisa seterusnya.
Tetapi saya dengan halus menolaknya, karena saya pikir bagaimana saya bisa tinggal bersama seseorang yang belum saya kenal selama enam Minggu di Costarica, kalau orangnya enakan atau bisa diajak kompromi mungkin lain hal, tetapi bila orangnya menyebalkan..?! tentunya akan merusak seluruh acara selama berminggu minggu.
Setelah dari Antwerp di Belgia, saya langsung menuju Costarica, bertemu dengan teman teman.
Ternyata Ranch yang Tom miliki ini cukup jauh dari kota terdekat butuh waktu 16 jam dengan Jeep 4×4 melalui jalan jalan yang terjal dikaki bukit, jalan jalan tanah yang penuh dengan kubangan air.
Sebenarnya Tom mempunyai sahabat yang punya pesawat ringat Ultra Light, dengan kapasitas penumpang empat orang dan beban barang tertentu akan memakan waktu sekitar satu setengah jam saja, tetapi karena rombongan kami berjumlah sembilan orang dan beban barang yang banyak, kami memutuskan untuk jalan darat saja.
Semenjak diperjalanan, saya sudah merasakan sesuatu yang kurang nyaman, kerena para wanita pasangan teman teman saya sudah mulai mengeluh dengan jalanan yang rusak parah, suspensi Jeep 4X4 yang keras dan tentunya tanpa AC.
Mereka yang biasanya hidup dengan kemewahan di America, dengan segala facilitas yang complete termasuk untuk pemeliharaan Kuku yang rutine setiap minggu, kini harus berkeringat dibawah terik matahari yang menyengat dicuaca Tropical Costarica.
Saya sudah menduga kalau liburan ini akan timbul masalah, tetapi saya selalu optimist bahwa mereka akan menyadari bahwa sejak pertamapun kita semua sudah wanti wanti dan sudah mengetahui kesulitan apa yang akan kita hadapi.
Justru tantangan itulah yang kita harapkan menjadi kenangan yang indah untuk dikenang, menjadi pengalaman berharga bagi kita semua, agar kita bisa lebih mengapresiasi apa yang kita miliki dan kita nikmati dikehidupan Modern dan Metropolitan.
Untuk membuat suasana lebih alami, Tom sengaja mematikan Diesel motor yang biasanya digunakan untuk penerangan listrik dimalam hari, malah kami semuapun tidur ditenda tenda dan Sleeping Bag masing masing diluar rumah.
Bagi saya ini sangat menyenangkan, saya jadi teringat kembali kampung halamanku nun jauh disana di Indonesia, tepatnya di Simangumban didaerah Pahae Sumatera Utara, ketika saya mendengar suara binatang eor eor, saya teringat ketika saya memasuki perkebunan karet di Simangumban sana, disana juga ada binatang yang sama, dengan suara yang sama… eor… eor… di Simangumban binatang ini disebut Ernga.
Hari pertama sampai ketiga, belum ada masalah, kami masih asyik bercanda, bermain disungai, memanjat pohon pohonan yang bisa dimakan buahnya, ada Jambu air, ada semacam Cempedak yang mirip dengan Nangka tetapi lebih kecil.
Saya memetik beberapa buah cempedak yang sangat muda, kalau nggak salah dijawa disebut Babal, kemudian saya makan bersama pucuk daun pappaya dan sedikit garam.
Teman teman semua mencobanya, meskipun mereka tidak menyukainya, tetapi saya jelaskan bahwa bila kita tersesat ditengah hutan, makanan adalah factor utama untuk Survive, tanpa makanan dan minuman kita hanya bisa bertahan kurang dari satu minggu.
Banyak hal hal yang mengganggu saya berkumpul dengan teman temanku ini, salah satunya adalah cara berpakaian para wanitanya yang saya rasa terlalu cuek dan membuat saya kurang nyaman.
Betul, saya adalah sahabat karib para pasangan mereka, tetapi bagi saya melihat mereka berempat Topless dan kadang ALL less …. bisa membuat saya deg deg an dan benar benar tidak nyaman, betul saya pun sudah sering melihat pasangan saya yang dahulu telanjang, tetapi itu lain, bila melihat pasangan kita tentunya ada hal yang berbeda.
Udara panas Costarica juga membuat mereka persis setiap hari tanpa pakaian, memang Cuma kita yang ada didaerah itu, tidak ada orang lain.
Yang membuat saya merasa Bodoh dan Naif…., setelah saya mengetahui bahwa mereka adalah pasangan Swinger….. , ya ampun…!!!
Begitu polos dan naifnya saya sehingga saya pun tidak menyadari selama ini kalau mereka adalah pelaku kehidupan sosial Swinger itu.
Memang selama ini bila ada acara acara barbeque party atau sekedar nongkrong dan minum bir bersama, saya selalu pulang terlebih dahulu.
Bukan apa apa, saya minum Bir Cuma untuk sosial saja, dan saya tidak merokok, saya sangat anti rokok.
Kalaupun saya minum Bir, hanya untuk mengikuti dan menghargai teman saja, agar tidak terlihat Kurang pergaulan.
Jadi selama ini saya tidak pernah tau apa yang terjadi setelah party atau setelah saya pulang.
Saya nggak keberatan atau pun mencela cara hidup mereka, hanya saya merasa bodoh saja koq bisa nggak tau, pada hal mereka adalah teman teman akrab saya.
Di Costarica ini mereka melakukannya dimalam hari di tempat yang sangat gelap tanpa penerangan, benar saya nggak bisa melihat apa yang sedang mereka lakukan, tetapi setidaknya saya bisa mendengar apa yang terjadi.
Kadang saya mendengar mereka membicarakan tentang saya juga, mereka merasa prihatin karena saya hanya sebagai penonton saja, karena saya nggak punya orang yang untuk di “Swing”.
Saya nggak mau membicarakan apa yang mereka lakukan keesokan harinya, saya terlalu malu untuk membicarakannya, malah saya katakan pada Tom, agar saya tidur agak berjauhan saja lain kali, agar saya nggak bisa mendengar apa yang terjadi.
Tetapi justru Tom mengatakan, bahwa dia dan teman teman yang lain sudah berdiscusi dan sepakat bahwa kalau saya mau, sayapun bisa ikut ambil bagian di “Party” mereka, toh kita semua adalah sahabat, kita bisa berbagi apa saja, kami tidak keberatan, begitu katanya.
Gila…!!! apakah ini yang disebut kehidupan modern, Free style, dan entah apapun itu namanya menurut mereka..?!
Saya bukanlah orang yang munafik yang mengatakan tidak tertarik pada kemulusan dan kemolekan tubuh seorang wanita, justru saya adalah lelaki normal yang sangat tertarik pada lawan jenis, terus terang sering kali saya mencuri curi melirik bila melihat seorang gadis manis ada disekitar saya, saya sangat tertarik pada keanggunan seorang wanita, tetapi pacar atau istri sahabatku sendiri…?! No Way…!!!
Terus terang setelah beberapa hari melihat tubuh tubuh telanjang mereka, saya sudah tidak merasakan apa apa lagi.., tidak ada aliran setrum panas yang mendesir dihati kurasakan, tidak ada deg deg an yang memacu jantungku, sama seperti ketika saya sedang berpelukan mesra dengan kekasihku, tak ada perasaan melayang layang seperti yang kurasakan saat kekasihku berbisik mesra ditelingaku.
Dengan halus saya katakan pada Tom dan Helmut, saya sangat menghargai kesetiaan persahabatan mereka, tetapi saya nggak bisa mengikuti apa yang mereka lakukan, tidak juga bila seandainyapun suatu waktu nanti saya punya pasangan, karena saya mempunyai prinsip prinsip yang harus saya jalani dan terapkan dalam hidup ini.
Kelihatannya mereka bercerita tentang penolakan saya pada pasangan mereka, yang membuat mereka mungkin menjadi penasaran, sehingga mereka pun berusaha “mengganggu” saya.
Mulai dari mendatangi saya saat mandi disungai, memeluk saya ketika tidur dan banyak lagi hal hal yang nggak bisa saya sampaikan disini.
Ahirnya mereka menyerah setelah suatu kali saya benar benar marah, saya katakan Enough is Enough…. saya nggak tertarik…!!!
Pada Minggu kedua permasalahan diantara mereka sudah muncul, banyak pertengkaran yang terjadi.
Mulai dari soal jatah makanan, bahwa pasangannya tidak memberikan porsi yang secukupnya, atau ketika berjalqan dihutan tidak ditungguin, berjalan terlalu cepat dan lain sebagainya, saya hanya menjadi penonton dan penengah saja.
Pada minggu yang ketiga mereka sudah muai saling cemburu, istri Tom mengatakan bahwa Tom kurang mencintainya karena Tom lebih menikmati saat “Bercinta” dengan pacar Flo, Tom lebih bersemangat bila melakukannya dengan pacar Flo.
Ahirnya Istri Tom nggak mau lagi “Berhubungan” dengannya, dia hanya melakukannya dengan yang lain.
Flo pun ahirnya nggak mau terima kalau dikatakan bahwa Pacarnya lebih tertarik pada Tom, ketika dia bertanya pada pacarnya, pacarnya marah besar karena Flo meragukan kesetiaannya.
Dalam hati saya bertanya pada diri sendiri…. kesetiaan apa lagi yang ditanyakan kalau masing masing pasangan telah berselingkuh didepan mata..?! dunia memang aneh…!!!
Kami juga menghadapi masalah dengan Authority setempat, karena sejak minggu kedua, karena kami kesulitan untuk menangkap dan berburu ayam ayam hutan atau Kancil di hutan, ahirnya Tom menyewa senapan berburu dari seseorang lokal disini.
Kami tidak menyadari kalau itu bisa menjadi petaka, karena disini ternyata masyarakat sipil tidak boleh memiliki senjata api, tidak seperti di America yang membebaskan semua penduduknya memiliki senjata api.
Kami digiring kekantor polisi setempat dan akan dimasukkan ke Penjara.
Untunglah keadaan di Costarica inipun tidak terlalu berbeda dengan di Indonesia, semuanya berdasarkan UUD…. ujung ujungnya Duit..!
Dengan membayar USD 5000,- kami semua dibebaskan, malah diberi ijin khusus untuk bisa menggunakan senapan berburu.
Tetapi permasalahannya tidak selesai disitu, persoalan internal antara mereka dan pasangannya semakin panas, ahirnya yang pertama Broken adalah Tom dan istrinya, istrinya pulang dan meninggalkan Tom bersama kami di Costarica.
Saya sebenarnya sudah mengusulkan pada Tom agar menghentikan saja liburan ini, atau mencari tempat lain dan yang lebih menyenangkan.
Tetapi dasar Tom dan Helmut yang keras kepala dan terlalu malu untuk mengalah, karena ide ke Costarica adalah dari Tom dan Helmut, sehingga mereka akan mempertahankan idenya sampai selesai.
Hari hari berikutnya satu persatu pasangan pasangan mereka pulang dan meninggalkan kami, saya benar benar nggak tau harus berbuat apa apa, mereka masing masing memutuskan untuk berpisah.
Hal ini sangat menyedihkan dan sangat mempengaruhi saya, terutama pandangan saya terhadap kehidupan rumahtangga atau berpasangan.
Saya menjadi Gamang… apakah cita cita saya yang akan menikah untuk selamanya dan sekali seumur hidup akan bisa terlaksana..?!
Saya membandingkan dengan yang dialami oleh teman teman saya… mereka yang sudah bertahun tahun hidup bersama, bahkan Tom sudah mempunyai anak, bisa semudah itu berpisah hanya karena mungkin kurang mampu menghadapi kesulitan yang kita hadapi di Costarica, sebenarnya kesulitan yang sifatnya sementara… yang akan berahir kapan saja kita mau, yang bisa kita ahiri setiap saat kalau kita mau.
Bagai mana nanti bila mereka menghadapi kesulitan yang sesungguhnya…?!
Saya nggak tau bagaimana nanti ahirnya… tetapi yang saya tau mereka semua sekarang hidup terpisah, sudah tidak tinggal bersama lagi….
Ketika saya kembali ke “Alam nyata” kehidupan rutine saya, sesampainya saya di Hong Kong, saya segera menghubungi seseorang yang selama ini saya harapkan akan menjadi pasangan hidupku kelak, seseorang yang padanya saya justru nggak berani berjanji apapun, karena saya nggak mau mengecewakannya.
Seseorang yang selama ini saya ingin bahagiakan, yang selalu kuharapkan berbahagia meskipun itu bukan bersama saya.
Kusampaikan keraguanku, kusampaikan semua uneg uneg yang aku rasakan, dan kukatakan bahwa saya Gamang… saya ragu… saya bingung…. dan saya nggak tau apa yang harus kulakukan, saya nggak bisa memutuskan apa yang akan kurencanakan bagi masa depanku…
Kusampaikan perasaan penyesalanku dan permohonan maafku yang telah dengan lancang pernah mengusik kehidupannya, kusampaikan bahwa saya nggak akan pernah melupakannya, kusampaikan bahwa saya tidak sedang tertarik dengan Wanita manapun…. kecuali Dia… hanya saja saya sedang bingung, tidak bisa memutuskan apa yang seharusnya saya lakukan untuk menemui dan MENIKAHINYA…..
Ternyata sang Pujaan hatipun sudah memilih pasangannya yang lain, Dia telah memilih seorang Pangeran yang lebih Gagah dan Satria dan Berani menyelamatkannya….
Mungkin waktu enam minggu Dirinya kutinggalkan, cukup untuk memutuskan pilihannya…..
Dari lubuk hatiku yang paling dalam kuucapkan Selamat Berbahagia Untuknya….
Kudoakan semoga Pangeran pilihannya adalah orang yang paling tepat baginya, yang bisa membahagiakannya untuk selamanya….
Bila kita Mencintai seseorang, tentunya kita harus mengharapkan yang terbaik baginya bukan..?! demikian halnya dengan saya, saya mengharapkan yang terbaik baginya, saya merasa bahagia bila Kamu Bahagia….
Jangan pikirkan tentang saya… saya masih tetap Panglatu yang setia sebagai Panglatu….
Saya berusaha menjalani Hidup ini apa adanya…. berusaha menikmati setiap helaan nafas yang Allah berikan padaku, mensyukuri semua nikmat dan Rahmat yang hingga saat ini berlimpah padaku.
Saya yakin ada rencana yang indah dan lebih baik yang telah tertulis di kodrat yang akan saya jalani….. mungkin ada Peri penolong atau Wanita yang nyasar dan Khilaf yang mau menjadi Istriku kelak……
Kalaupun tidak…. kehidupan akan berjalan terus…. dunia akan berputar terus… seiring perubahan Zaman..
Selamat Berbahagia.